Thursday, July 3, 2014

Takarazuka Kagekidan (Rombongan Pemain Opera Takarazuka)





Takarazuka Revue atau dalam bahasa Jepang Takarazuka Kagekidan adalah sebuah grup pertunjukan drama panggung musikal ala broadway legendaris di Jepang yang kesemua pemainnya, baik untuk peran laki-laki maupun perempuan dimainkan oleh aktris perempuan. Takarazuka pertama kali didirikan pada tahun oleh seorang pemimpin perusahaan jawatan kereta api Hankyu-Takarazuka di prefektur Hyogo bernama Ichiro Kobayashi. Sebenarnya, alasan Kobayashi-san sederhana saja: supaya makin banyak penumpang yang menggunakan jasa kereta api untuk mengunjungi daerah tersebut.
Penggunaan aktris yang kesemuanya wanita sendiri sebenarnya bukan merupakan hal baru di Jepang. Sebelum dilarang pada tahun 1692 dengan alasan menghindari prostitusi dengan selubung grup pertunjukan, semua peran dalam teater kabuki selalu dimainkan oleh pemeran perempuan. Para pemeran dengan spesialisasi tokoh laki-laki disebut sebagai otoko-yaku, dan pemeran karakter perempuan disebut sebagai musume-yaku. Para aktris otoko-yaku dipilih karena postur, suara, dan karakter wajah yang maskulin. Beberapa bahkan memiliki tinggi tubuh di atas rata-rata.



Para aktris berasal dari ribuan pelamar dari seluruh negeri. Kemampuan olah suara, selain kemampuan berakting dan menari adalah hal wajib yang harus dimiliki oleh para calon siswa ini. Setelah diaudisi, hanya dipilih sekitar 40 hingga 50 pelamar untuk kemudian ditempa dalam bidang seni peran, seni suara dan seni gerak di Takarazuka Music School. Takarazuka Music School ini juga memiliki tradisi yang menyebutkan bahwa siswa tahun pertama diwajibkan membersihkan venue teater setiap pagi sebelum pertunjukan.
Setelah satu tahun, para siswa ini akhirnya dibagi-bagi kedalam golongan otoko-yaku atau musume yaku dalam 5 grup besar, yang masing2 memiliki ciri khas pertunjukan dan aktris2 utamanya tersendiri. Pada saat inilah para aktris untuk otoko-yaku biasanya memotong pendek rambutnya, menggunakan baju-baju yang lebih maskulin, dan bahkan banyak mengambil peranan siswa laki-laki di kelas. Sementara siswa musume-yaku makin memperdalam seni geraknya dan merawat tubuh dan wajah mereka dengan sebaik mungkin. Berikut ini adalah kelima grup tersebut.

Grup Hana (Bunga)


Grup ini seringkali dianggap sebagai “gudang harta”nya otoko-yaku. Beberapa top performer paling terkenal Takarazuka pun kebanyakan berawal dari grup yang satu ini, termasuk Sumire Haruno dari Hana, Jun Shibuki, Jun Sena dan Kiriya Hiromu dari Tsuki, dan Hikaru Asami dari Yuki. lakon2 yang dimainkan cenderung memiliki budget produksi yang lebih besar, dengan panggung dan desain kostum yang sangat mewah.
Grup Tsuki (Bulan)



Grup yang satu ini seringkali dijuluki Departemen Riset Musikal karena para performernya didominasi oleh orang-orang yang punya kemampuan menyanyi di atas rata-rata. Beberapa performer termuda juga berasal dari grup ini, seperti Yuuki Amami yang sudah mencapai puncak karirnya pada tahun keenamnya bersama Takarazuka. Materi pertunjukan grup Tsuki cenderung berupa drama, drama musikal bernuansa western, dan menggunakan setting panggung yang cenderung modern semacam “Guys and Dolls” atau “Me and My Girl”.

Grup Yuki (Salju)


Grup yang satu ini dianggap sebagai tonggak pelestari tarian dan opera tradisional Jepang yang bertugas menjaga tradisi drama pertunjukan bergaya Jepang dalam perusahaan yang seringkali dianggap memiliki kecenderungan mempertunjukkan drama bergaya barat ini. 


Di Jepang sendiri, grup inilah yang pertama kali mementaskan lakon “Elisabeth” yang diangkat dari kisah drama eropa dan memiliki jalan cerita cukup serius. Namun saat ini gaya pementasan grup Yuki sendiri sudah mulai perlahan-lahan mendekati gaya pementasan opera dan drama sejenis grup Tsuki dan Hana.

Grup Hoshi (Bintang)


Seperti namanya, bintang-bintang Takarazuka kebanyakan berawal dari grup ini. Sama seperti grup Hana, grup Hoshi juga memiliki cukup banyak pemain-pemain otoko-yaku yang sangat kuat. Beberapa tahun terakhir grup ini juga menjadi asal dari para pemain musume-yaku terkenal Takarazuka, seperti Hana Hizuki, Shizuku Hazakura, dan Yuki Aono.

Grup Sora (Langit)

Grup paling muda dalam Takarazuka ini lebih eksperimental dalam setiap penampilannya. Pada awal terbentuknya, beberapa pemeran berbakat dari grup lain ditarik sebagai anggota dalam grup yang satu ini. Grup ini banyak dipengaruhi oleh beberapa aktrisnya seperti Asato Shizuki yang menjadi pionir dari para aktris otoko-yaku terkenal berikutnya dalam grup Sora, serta Youka Wao dan Mari Hanafusa yang sering disebut sebagai golden combi-nya grup sora (bertahan sebagai pasangan pemain paling top di Sora selama enam tahun dari total 8 tahun lamanya mereka tergabung dalam grup ini). Sora adalah grup pertama yang memainkan lakon Phantom serta menjadi satu-satunya grup yang score musiknya ditangani langsung oleh komposer Broadway yang bernama Frank Wildhorn. Rata-rata tinggi para pemain otoko-yaku grup ini juga yang paling tinggi dibanding grup lainnya, yakni diatas 170 cm. Salah satunya adalah Hiro Yuumi yang tercatat sebagai pemain dengan tinggi badan tertinggi di seluruh Takarazuka.


Lakon Pertunjukan Takarazuka bervariasi mulai dari cerita tradisional Jepang hingga cerita khas panggung Broadway. Secara garis besar Lakon pertunjukan Takarazuka dapat dibagi dalam adaptasi cerita dari Jepang, adaptasi lakon dan cerita dari asia, lakon pertunjukan orisinil dan adaptasi sejarah serta kolaborasi. Adaptasi cerita dari Jepang sendiri diantaranya berasal dari manga karya Ryoko Ikeda seperti “Rose of Versailles” dan “Jendela Orpheus”, atau cerita adaptasi novel karya Edogawa Ranpo tentang detektif Kogoro Akechi dengan judul “Black Lizard” atau kurotokage. Lakon terbaru mereka salah satunya bahkan merupakan adaptasi dari salah satu game Capcom terkenal, “Phoenix Wright”.


Gaya pertunjukan Takarazuka sendiri sudah sangat terkenal di Jepang. Beberapa manga pun sempat menyebut nama teater yang satu ini, seperti misalnya salah satu episode Ouran Koukou Host Club dimana Haruhi dipaksa oleh para anggota host club untuk menggunakan kostum dengan gaya Takarazuka maupun kemunculan OSIS sekolah putri sebelah yang jelas-jelas terinspirasi oleh pembagian peran otoko-yaku dan musume-yaku Takarazuka. Para aktrisnya bahkan memiliki fans group sendiri, terutama para pemeran otoko-yaku nya yang memang cukup tampan.

Setelah tujuh tahun sejak pertama kali bergabung, para aktrisnya diberi hak untuk bernegosiasi tentang kontrak mereka dengan Takarazuka (selama 7 tahun sebelumnya mereka dianggap sebagai pegawai Takarazuka). Rata-rata mereka akan mundur dari Takarazuka setelah berusia 25 tahun ke atas, dan beberapa bahkan melanjutkan karir mereka sebagai bintang dorama, film maupun iklan di televisi. Salah duanya antara lain Kuroki Hitomi (musume-yaku) yang berperan sebagai kepala pramugari di “Good Luck!!” serta Miki Maya (otoko-yaku) yang berperan sebagai pemilik bar S&M di “My Madonna” dan kepala sekolah di “Ohitorisama”.



Sumber:
http://kojtsu.com/2011/05/takarazuka-kagekidan/

No comments:

Post a Comment